Jakarta, siapa sih yang ga tau ibukota negara Indonesia ini. Bayangan gedung-gedung pencakar langit sudah pasti muncul dipikiran, lalu macet, laluuu banjir.. haha, ya itu benar semua sih. Tapi kalau sampai mikir, enaknya main ke Jakarta apaan, buang-buang waktu aja, bakal saya jelasin dibawah.

Kalau disuruh memilih antara Jakarta dan Bandung, entah mengapa saya selalu lebih memilih Jakarta. Meskipun orang-orang sering bilang Jakarta itu macet lah, banjir lah, tapi Bandung tu sama aja. Bedanya, Jakarta transportasinya lebih tertata, mau ke pantai ada, mau ke mall banyak, mau CFD-an, viewnya ok. Bukan karena itu aja, mungkin juga karena Jakarta lebih masuk akal di otak saya karena saya sudah pernah tinggal disana, pun ada teman yang bisa saya temui disana dibanding kalau ke Bandung. Eh tapi di Bandung juga ada sih temen mah, cuma ya ga sedekat kalau sama temen-temen yang di sekitar Jakarta hehe.


Sebenarnya niat pertama saya itu mau ke Pulau Pari selama 2 hari 1 malam, tapi karena ombak yang katanya sedang besar dan teman saya takut nanti kenapa-napa, akhirnya kami memilih jalan-jalan saja disekitar Jakarta. Jakarta itu asyik kok, mau ke Pantai dekat, mau ke Mall dekat, mau jalan-jalan sekitar Sudirman-Thamrin trotoarnya sudah lebarrrr, asyik dan bersih, jadi kenapa tidak?


Kami berangkat dari Purwakarta sekitar pukul 13.30 pada hari jumat 27/5/22, jalanan lengang tidak kena macet sama sekali. Namun sayang rencana pertama untuk ikutan Jakarta Good Guide untuk ikut walking tour keliling Batavia Barat pada jam 15.00 gagal total gara-gara saya salah jalur. Seharusnya ambil jalur ke kiri, eh saya malah lurus aja hingga akhirnya kami putuskan untuk asal mampir saja ke Emporium Pluit Mall karena sudah sangat kelaparan dan EPM satu-satunya yang sejalur dan terlihat jelas dari jarak saya saat itu. Kami belum makan dari pagi, apalagi teman baru pulang dari shift malam jam 5.30 pagi kan, maklum. Padahal tadi kalau tidak salah jalur masih sempat sekali untuk makan dulu di sekitar meeting point walking tour di area Jakarta Tua sana. Hmm, belum berjodoh ternyata dengan walking tournya, mungkin kapan-kapan bisa diulang.


Kami memutuskan untuk makan di Shusi Tei dan order beberapa macam sushi hingga akhirnya keluarlah uang 305k untuk membayar tagihan makanan tersebut. Kami lalu keliling mall dan saya berniat melihat-lihat parfum di Sogo, namun entah mengapa Sogo di Emporium Pluit Mall ini tak selengkap Sogo di PVJ Bandung, hanya ada beberapa botol parfum yang bisa dihitung pakai jari, padahal di PVJ Bandung lengkap sekali dan banyak stand parfume disana. Dan karena alasan itu saya akhirnya memutuskan untuk keluar dari Sogo.


Tapi, memanglah sedang berjodoh dengan perparfuman saat itu, keluar dari Sogo saya malah melihat ada CNF diujung lantai G dari pintu keluar/masuk Sogo, praktis saya langsung sumringah dan menuju kesana dengan harapan cuma melihat-lihat saja dan beli via online nantinya gitu. Ealah, memanglah takdir berkata lain, saya malah akhirnya berakhir membeli parfume merk Lancome type yang Idole. Ya gimana dong, wanginya enaq banget bikin bahagia, rasanya tiap nyium parfumnya itu seperti musim semi ditengah taman bunga di Korea. Wangi parfume ini benar-benar sesuai dengan selera saya, dan beneran mengingatkan saya dengan saat-saat saya berjalan di taman bunga di Korea, lol. Andai pertemuan dengan jodoh saya juga semudah membeli parfum yang ga direncanakan ini, wkwk.




Saya memang ga begitu niat membeli parfum dan hanya mau test wanginya saja karena ada beberapa merk yang membuat saya penasaran. Tapi disisi lain saya juga sedang mencari parfum khusus untuk musim semi dan yang cocok untuk musim panas juga. Kan saya tinggal di Indonesia, mau ga mau harus mencari parfum yang sesuai dengan musim disini kan. Beberapa waktu lalu saya sempat membeli parfum di Sogo PVJ Bandung, namun ternyata parfum tersebut lebih cocok untuk musim dingin dan terlalu berat untuk dipakai dimusim panas. Jadi kalau akhirnya saya membeli parfum tersebut ya masih masuk akal disaya hehe.


Kami lalu berniat menuju ke hotel untuk check-in karena hari sudah mau malam, takut nanti ga kebagian kamar yang bagus gitu kan. Tidak lupa juga membeli roti dulu di Tous Le Jours buat jaga-jaga kalau kelaparan tengah malem. Sebelum keluar parkiran setting maps kan buat ke hotel, lah, ternyata hotelnya itu cuma 1 blok ke depan dari emporium pluit plaza. Kami beneran tidak tahu saat itu karena memang belok ke mall ini karean salah jalan saja dan terlanjur kelaparan. Tidak sampai 10 menit, sampailah saya di hotel dan check in disana. Yang bikin lama bukan dijalannya, tapi muter-muter turun dari parkiran lantai 7 ke bawahnya  itu PR sekale. Hotel yang kami tuju bernama Townhouse OAK JP Hotel, katanya sih dulunya hotel ini namanya Amaris Pluit Hotel.


Ada drama saat check-in ini sebenernya, ga cuma satu drama, tapi dua. Jadi pertama kali check-in kami harus menyerahkan deposit senilai 100k. Setelahnya kami mendapat kunci untuk masuk ke kamar kami nomor 502 yang berada diujung mengarah ke city view karena kami meminta untuk dikasih kamar dengan view tersebut. Lucunya saat saya membuka pintu kamar saya, ternyata didalamnya ada pria muda keturunan chinese memakai kaos putih yang terkaget sampai loncat dari kasurnya (yang seharusnya kasur kami) dan saya otomatis bilang sorry ke dia takut saya salah kamar. Dan saat saya keluar memastikan nomor kamar ini benar atau tidak, ternyata kamar tersebut memang benar kamar kami yang seharusnya. Karena kaget dan bingung dan ngerasa aneh kok dikasih kamar yang masih ada penghuninya, akhirnya kami turun kearah resepsionis dan memberitahukan hal tersebut. Usut punya usut ternyata pria tadi merupakan penghuni ilegal yang bahkan resepsionisnya saja bingung kenapa dia bisa masuk ke ruang tersebut karena seharusnya ruangan tersebut sudah kosong.


Lalu kami dipindah ke kamar nomor 515, kami naik lagi beserta staff lain yang mengetok pintu kamar 502 tetapi bahkan sampai 2 jam diketok orang tadi tidak keluar-keluar juga. Balik ke bahasan kamar 515, ternyata kamar ini AC-nya mati, sayapun menelepon resepsionis dan menanyakan hal itu. Dia bilang teknisi nanti akan kesana untuk memperbaiki si AC. Tapi saat teknisi memeriksapun sudah dipastikan kalau AC tersebut tidak bisa diperbaiki saat itu juga. Akhirnya kami dipindah lagi ke ruang kamar bernomor 510. Ya ketiga kalinya kami dipindah, namun untuk yang ketiga ini saya dipersilahkan untuk mengecek kondisi kamarnya terelebih dahulu. Karena air, AC, serta lain-lainnya lengkap dan bersih, sayapun bersedia dipindah kesini dan akhirnya bisa tiduran sebentar dengan AC yang dingin dikamar ini. Meskipun akhirnya rencana kami untuk menikmati senja di pantai gagal karena drama dipindah 3x ini. Hairpun sudah mulai gelap dan hujan rintik-rintik mulai datang berganti dengan aliran hujan yang lumayan deras.

Meski masih hujan, kami lalu putuskan untuk keluar lagi ke Emporium Pluit Mall dengan berjalan kaki karena saking dekatnya dengan hotel kami. Kami meminjam payung yang disediakan di hotel lalu berpayungan berdua menuju EPM. Karena teman lumayan basah kuyup, akhirnya dia memutuskan untuk membeli baju di Uniqlo dan langsung ganti saat itu juga di fitting room. Saya yang ikutan ke Uniqlo tertarik untuk membeli 3 baju yang sangat bagus dimata saya, namun sayang karena harga per bajunya 599k saya akhirnya berusaha untuk menahan diri saja. Ya kali kan, tadi baru saja membeli parfum masak sekarang mau beli baju 3 sekaligus, 1 baju saja dengan harga segitu masih mahal di mata saya haha.


Keluar dari Uniqlo kami lalu makan di Raacha dan habis 330k berdua.. baik boros sekali makan hari ini, mari makan dipinggir jalan saja besoknya ya biar kantong tidak menjerit kesakitan.



umiatikah

No comments:

Post a Comment