Hari sabtu (13/8/2022) datang, karena perjalanan menuju bandara ditempuh minimal 2 jam dari kota Purwakarta maka kali itu saya bangun subuh untuk mandi dan bersiap menunggu bus di depan perumahan. Kalau tidak salah saat itu jam 6 pagi dan saya sudah berada didepan perumahan untuk menunggu bus yang kemungkinan dalam perjalanan dari kota melewati perumahan saya ini. Sambil menunggu bus yang belum kunjung tiba, saya dan roomate yang mengantar saya ke depan perum foto-foto iseng. Nah, saat roomate mengecek hasil foto tadi tiba-tiba dia nyeletuk, "Hah, kok aku moto Damri sih?" yang akhirnya kami sadari kalau si bus yang kita tunggu-tunggu tadi melewati kami saat kami sedang foto-foto asyik. WHAT?


Tidak mau ambil pusing, kami langsung naik motor dan mengejar si bus yang jaraknya dari kami foto tadi hanya 2 menit. Tapi ternyata 2 menit itu bisa membuat jarak perjalanan jauh juga ya, karena sampai kami ngebutpun si bus tak kunjung terlihat juga, bahkan saat melihat ke arah pom bensin yang biasa buat isi bensin mereka, ga ada!


Tapi kami berusaha menertawakan keadaan saja sambil terus ngebut ke arah tempat ngetem si bus di area depan gerbang Tol Cikopo. Hingga akhirnya mendekati gerbang tol cikopo kami melihat hilal itu, si Damri sedang ngetem pas banget baru parkir ke sisi jalan ya lord. Hahaha. Sambil ngakak-ngakak pun sambil membenarkan rambut yang berantakan karena angin pagi ples motoran ngebut tanpa pakai helm, saya menyeret keril saya ke dalam bus. Tak berapa lama kemudian bus mulai berjalan dan saya langsung mengechat roomate untuk membayarkan tagihan halo saya yang belum terbayarkan. Bahaya itu kalau ga dibayar soalnya internet saya sudah keblokir huhu.


Damri yang beruntungnya tertangkap kamera.

Kalau dipikir-pikir kok ya beruntung banget ya si roomate lihat hpnya lagi, kalau aku nih tiap moto gitu ga pernah cek-cek lagi. Jadi kalau tadi tu yang moto aku udah pasti lah ga bakal tau kalau ada si Damri lewat. Beruntung juga pas Damri mau jalan aku inget hp masih konek ke hotspot roomate, langsung aja ku whatsapp padahal jarak kita udah lebih dari 50 meter huhu, untung masih bisa terbayar, kalau ga runya kehidupan tanpa internet selama 2 jam atau bahkan bisa lebih haha.


Diperjalanan kearah bandara saya mendapatkan sms dari Lion Group bahwa ada perubahan tipe pesawat yang akan mengangkut saya dari Jakarta menuju Bali. Karena saya masih parno akibat promo gila-gilaan dari GotoGate yang reviewnya bilang kalau dia scam, saya mulai curiga, negatif thinking, dsbg. Haha tapi akhirnya saat sampai di bandara keparnoan itu sirna sudah, apalagi saat sudah bisa memasukkan tas keril ke bagasi pesawat tanpa ada tarikan dana tambahan oleh pihak mereka. Jadi, yang bilang GotoGate scam itu mungkin ni mungkin, gara-gara refund Covid19 kemarin mungkin ya. Makanya review terbarunya pada jelek semua dan bilang dia scam karena tidak bisa mengembalikan refund tiket mereka.


Sesampainya di Bali saya langsung ke area bagasi dan lumayan juga menunggu keril saya keluar saat itu. Saya lalu menuju ke area parkiran motor untuk menemui teman kuliah saya yang akan menjemput dan mengantar saya ke Nusa Lembongan. Dia akan ikut saya ke Nusa Lembongan sampai tanggal 14nya, lumayan lah sekalian reuni. Tapi karena dari pagi saya belum makan apa-apa, sayapun mengajak teman saya makan Bebek Ibu Rima yang terkenal seantero Bali ini. Bebeknya beneran seenak itu lho, layak banget dicoba saat liburan di Bali karena dijamin tidak ada bebek-bebek goreng seperti itu lagi selain di Bali haha. 

 

Bebek Ibu Rima yang enak sekali.

Waktu tiba-tiba pukul 15.30 saja, karena jadwal kapal dari Sanur ke Lembongan pukul 16.00 tidak mau basa-basi lagi kami langsung tancap gas menuju ke Pelabuhan Sanur. Baru kali itu juga saya diajak si teman untuk naik tol Bali yang berada ditengah laut. Lucu juga karena tol ini tidak hanya disediakan untuk mobil tapi juga ada lajur tol buat motornya. Menariq. Pemandangan di sepanjang tol juga sangat indah, ada mangrove, laut, gunung, bukit, cantik sekali. Sayang saja HP ada di tas bagian belakang, jadi saya tidak bisa memfoto pemandangan saat itu.


Deangan ngebut sengebut-ngebutnya, kamipun sampai di Pelabuhan Sanur tepat pukul 16.05 wkwk. Karena saya anaknya on time banget, melihat jam itu saya sudah hopeless ga karuan. Tapi si teman tetap mengajak saya untuk datang ke loket tiket, dan luar biasanya tiket masih dijual dan kapal belum juga datang, wow. Saat kapal datang, kami diajak oleh staff kapal untuk berjalan jauh sekali menuju ke arah kapal datang, dan itu jauh sekali. Bayangkan saja dari loket tiket menuju ke arah dermaga baru tapi masih kesana lagi, meh. Saya kasian sama mereka yang membawa barang bawaan banyak, koper banyak, papan surfing dll, berat bok. Kalau saya jadi mereka saya pasti sudah mengamuk, tapi beneran sih, mendekati kapal ada pasanagan yang bertengkar gegara ini haha.



Belum berakhir disitu, kita juga harus basah-basahan saat menaiki kapal, sepatu/sandal sudah pasti harus dilepas dan nanti akan disediakan box oleh staff kapal untuk kita menaruh sepatu/sandal disana. Tips saya sih pakai saja celana pendek diatas lutut serta sandal biar enak saat mau naik ke kapal. Saat turun dari kapal-pun sama saja basah-basahan seperti itu, sama saja seperti saat ke Gili Trawangan dulu. Fiuh.

Memang sekarang ada pembangunan Pelabuhan Sanur yang kemungkinan besar nantinya kapal-kapal ini akan melewati pelabuhan ini tanpa harus basah-basahan karena dermaga juga ada banyak. Tapi saya masih sangsi untuk sampai di Lembongannya, karena setahu saya sih tidak ada pembangunan dermaga sama sekali disana. Aman di Sanurnya tapi ga aman di Lembongannya ya sama aja, haha, jadi tetap siapkan sandal dan celana pendek  kalau mau berkunjung kesini ya teman-teman.


Sanur Beach








Antrian masuk ke Kapal.
Karena kami menggunakan kapal kenalan teman saya, jadi saya landing di Lembongan via Mussroom Beach. Merapat ke Mussroom Beach saya melihat air yang sangat jernih dan teriakan-teriakan riang gembira oleh orang-orang yang sedang melakukan SUP ataupun yang sedang berjemur dipantai. Belum lagi suara-suara musik yang bergelegar disisi-sisi restoran tepi pantai yang sangat rapi, elok, dan mewah. Lalu terlihat pula Pura yang menghadap ke arah pantai berpasir putih ini. Lalu gunung-gunung dari daratan Bali yang terlihat jelas dari sisi tepi pantai. Wow indah sekali. Saya sangat suka pemandangan seperti ini, pantai, bukit, gunung, laut, langit yang cerah, sangat memukau.

Kami juga langsung dihampiri oleh bapak-bapak yang menawarkan scooternya kepada kami, tapi karena saya masih ingin berdiam diri menikmati pemandangan kali itu meminta waktu sebentar agar bapaknya bersedia menunggu kami. Selesai, kamipun langsung menuju ke parkiran tempat si Bapak menaruh motornya. IDR 75.000 per hari kata bapaknya, full bensin tapi tidak dikasih helm sama sekali, baiq. Kamipun langsung tancap gas mengelilingi Lembongan.


Mussroom Beach yang sangat indah.

Berbeda dengan Gili Trawangan yang datar dan kecil, si Lembongan ini cukup luas dan berkelok-kelok serta berbukit-bukit. Wajib sewa motor kalau disini tuh, kalau ga ya siap-siap aja kaki bakal pegel karena kemana-mana jauh. Kami melewati puncak Lembongan dengan view desanya yang luar biasa indah sekali. Desa, pantai pasir putih, sunset, dan pegunungan terlihat jelas dari sana, sumpah cantik banget. Tidak mau ketinggalan sunset yang sedang cantik-cantiknya, kami lalu menuju kearah sudut pulau dan memarkirkan motor kami dipinggir jalan. Karena hp saya mati pet, saya tidak bisa merekam pemandangan sunset saat itu, tapi untungnya teman saya bisa, jadi saya meminta foto dari dia saja haha.


Sambil menikmati sunset yang sedang ranum-ranumnya merona mempesona, tak ketinggalan kami mencari hotel untuk menginap malam itu. Jujur kami belum membooking hotel dari 13-15 agustus, karena si teman hanya menginap sampai 14 atau esok hari saja, jadi kami mencari hotel untuk sehari saja. Sayapun mengajari teman saya cara mencari hotel murah versi saya. Buka Google maps lalu cari hotel near me, lihat harga warna hijau lalu cek reviewnya, kalau bagus maka booking aja. Kebetulan kami mendapatkan hotel seharga IDR 135k untuk sehari dan twin bed. Kami sebenarnya melihat banyak hotel seharga IDR 100k kebawah, tapi karena hotelnya hanya menawarkan double bed maka kami skip. Ini mahalan dikit tapi kan twin bed, mantap lah sesuai permintaan.


View Point Lembongan

Selesai menikmati sunset, kami langsung menuju hotel kami, sesampainya disana kami bertemu dengan pak Gede yang belum tau kalau kami sudah booking kisaran 5 menit lalu haha. Karena ruangan belum siap si Bapak meminta waktu untuk mengganti spreinya dahulu. Kamipun dikasih tau kalau IDR 135k itu untuk kamar dengan kipas angin, kalau mau yang ber-AC harus tambah IDR 50k. Kami lalu putuskan untuk mengambil kamar ber-AC. Kami juga diberitahu kalau paginya akan disediakan sarapan antara omelet atau banana pancake, per orang pilih satu menu dan unlimited coffee, tea, dan air panas. Air panas ini juara sih, karena bisa saya gunakan untuk memasak mie gelas haha.


Masuk ke kamar kami lalu bergantian untuk mandi, badan udah lengket-lengket banget kayak perangko karena seharian dijalan ditambah kena cipratan air laut. Saat saya mandi si teman saya suruh keluar untuk makan nasi padang kesukaannya biar saya bisa mandi dengan tenang kan. Lalu kami keluar bersama mengitari Lembongan yang kebetulan malam itu sedang bulan purnama. Nongkrong sebentar di cafe untuk minum jus lalu berakhir pulang ke kamar dengan membawa 2 bungkus mie gelas untuk saya makan didepan kamar. Teman saya rada susah diajak nongkrong, ditambaha menu-menu disana banyak non-halalnya kan, saya sih oke aja asal ada ayam-ayaman, tapi temen saya strick banget jadi ya sudah makan mie gelas juga cukup.


Kami lalu terlelap setelah menghabiskan mie gelas sambil ketawa-ketawa geje di depan kamar. Sampai pagi harinya saya beruntung mendapatkan sarapan 2 menu karena teman saya memilih untuk tidur daripada sarapan. Padahal si sarapan saya bawa ke kamar juga dia tetep ogah buat makan haha pemalas memang. Saya juga pagi harinya memutuskan untuk memperpanjang stay saya disana sampai esok hari dengan pindah kamar ke yang double bed. Aneh kan kalau sendirian tapi di twin bed. Teman saya juga sudah pulang sejak pukul 10 pagi karena air di hotel tiba-tiba mati dan teman saya malas menunggu. Sekalian juga dia mengembalikan motor di Mussroom Beach biar ga kena denda. Mungkin karena rumah dia juga cuma di Denpasar jadi gampanglah buat dia mandi sesampainya di rumah nanti.


Hari itupun saya masih membaca materi 3 sesi untuk Open Water Scuba Diving Course yang akan saya jalani siang nanti pukul 12. Tapi dibaca berkali-kalipun butuh waktu ya, jadi kalau orang marketingnya bilang 3 sesi materi ini bakal selesai dalam 3 jam itu bullshit. Kalau baca tanpa memahami mah bisa, kalau sambil memahami ya ga cukup waktu segitu. Nanti akan saya lanjut lagi di postingan selanjutnya ya cerita tentang ini.


Cost:

Bebek Ibu Rima + Minum 2 @60k

Kapal @75k

Mie Gelas @7k


umiatikah

No comments:

Post a Comment