24/11 Tokyo ke Osaka

Awalnya kami berencana untuk bangun pagi dan jalan ke area Asakusa Temple dulu sebelum ke Bandara Haneda. Namun saya ternyata baru bangun jam 9 pagi meskipun sebelumnya sudah mendengar teman dan orang-orang yang telah bersiap-siap untuk memulai harinya di Jepang. Saya lalu bangun dan mandi barengan bersama teman saya lalu langsung bersiap-siap menggeret koper kami lagi serta check out dari hostel yang kami inapi malam itu. Jarak antara hostel ke stasiun lumayan jauh juga sampe kita rada menyesal memilih hostel tersebut, apalagi rute dari hostel ke stasiun harus melewati area turism yang luar biasa ramainya. Baca hari pertama kami di Jepang pada postingan ini.

Dari stasiun kami langsung ke Bandara Haneda dengan menaiki kereta Asakusa line JPY 560 dengan jarak tempuh 35 menit. Nah, disini saya dan teman baru benar-benar bisa melihat indahnya daun musim gugur di Jepang, pun rumah-rumah penduduk yang tergambar seperti pada kartun Doraemon itu. Saya dan teman saling pandang dan dalam diam saling mengagumi arsitektur jepang yang terlihat dari jendela kereta itu.Betapa senangnya kami bisa merasakan musim gugur untuk pertama kalinya itu.



Keluar dari kereta kami langsung berbelok ke arah kiri, karena untuk pesawat JAL arahnya ke kiri sementara untuk ANA arahnya ke kanan. Setelah check-in kami menunggu pesawat di boarding room, sambil masuk ke salah satu toko untuk melihat-lihat makanan. Tapi karena kami tidak begitu tertarik dengan makanannya, kamipun keluar dan langsung duduk di area boarding room. Beberapa saat setelah kami duduk, tiba-tiba ada informasi dengan huruf kanji dan orang-orang disekeliling kami langsung berbaris kearah staf pintu garbarata pesawat kami. Kami sebenarnya tidak tahu itu apa, tapi kami langsung ikut berbaris saja dengan mereka.

Setelah cukup dekat dengan sang staf, kami bingung apakah itu benar kompensasi delay pesawat kami atau tidak. Karena takut salah, kami berduapun langsung keluar antrian untuk bertanya ke staf disana. Dan benar ternyata pesawat kami delay 1 jam dan baris-berbaris ini ternyata untuk mendapat voucher senilai JPY 1.000 sebagai kompensasi atas delay ini, wow, hebat sekali JAL ini kalau ini pesawat disini pasti kita ga dikasih kompensasi apapun. Karena kami sudah keluar antrian, akhirnya kami antri lagi dari ujung dan lumayan juga mengularnya. Pada akhirnya kami berdua cukup senang dengan voucher tersebut dan memutuskan untuk mengkombinasikan voucher kami untuk membeli makan siang kami di area boarding sana. Dan pada saat itu juga kami berdua berjanji: jika ada hal yang meragukan, cukup satu orang saja yang bertanya sementaa satunya tetap antri biar tidak seperti seperti kasus ini lagi.




JAL Internasional Jakarta - Tokyo - Jakarta
JAL domestik Tokyo - Osaka
Pesawat akhirnya lepas landas setelah ada tambahan delay 45 menit dari informasi awal yang delay 1 jam. Saya cukup terkesan dengan pesawat JAL domestik tersebut karena kalau dibandingkan dengan pesawat internasionalnya yang kami naiki sebelumnya sangatlah berbeda. Pesawat domestik ini cukup terawat dan terlihat baru dibanding pesawat sebelumnya yang tombol dan intertainment-nya saja tidak bisa dipakai. Mendekati area Osaka, saya bisa melihat dari atas bagaimana indahnya daun-daun musim gugur dipegunungan sana. Hingga sampailah kami di Itami Osaka saat matahari mulai tenggelam. Hebatnya, meskipun jarak antara garbarata dengan conveyor bagasi tidak begitu jauh namun bagasi kami langsung keluar tanpa menunggu waktu lama seperti disini. Saya dan teman cukup terpukau dengan kesigapan kerja mereka ini, kamipun langsung keluar dan menuju area bus untuk menuju ke kota Osaka. Dari pintu keluar cukup belok kanan dan turun satu lantai, sampai bawah belok ke kanan dan disana ada petugas tiket bus yang sudah stand by. Biaya bus sekitar JPY 650 untuk jarak tempuh 35 menit sampai di area Stasiun Osaka.

Karena kami stay di Drop Inn Osaka, kami harus berjalan kaki 15 menit dari tempat kami turun dari bus. Meskipun begitu, disepanjang jalan kami cukup senang melihat pohon berwarna kekuningan di sisi kiri dan kanan jalan. Diperjalanan kami juga mendapati angin puting beliung yang sangat lemah mengitari kami berdua diarea pedestrian. Sempat kami videokan juga sebentar tapi hanya terlihat seperti angin biasa hahaha. Sampai di hotel kami langsung check in dan bersiap menuju ke Osaka Castle sebelum akhirnya bertemu dengan seseorang di area Dotonbori. Lalu kami berjalan kaki kembali ke area Osaka Stasiun dan mengaktifkan JRPass kami disana. Long stroy short, sebenarnya kami tidak berniat membeli JRPass karena harganya yang mahal (IDR3,7jt). Tapi kami mendapatkan jackpot saat Traveloka lagi tebar promo dibulan September. Kami mendapat diskon kurang lebih 2 Juta dan JRPass kami hanya seharga 1,9 Juta saja yang sudah pasti tidak akan kami sia-siakan hahaha.

Memasuki Stasiun Osaka kami cukup terkesan oleh besarnya stasiun tersebut. Bahkan kami juga sampai bingung meskipun selama 3 hari sudah bolak-balik disanapun. Saking besarnya stasiun tersebut dan saking banyaknya rute dan peron yang berbeda-beda, membuat kami salah pintu keluar beberapa kali. Setelah mengatifkan JRPass, kami langsung naik Osaka Loop Line yang tercover oleh JRPass untuk ke Osaka Castle, pastinya dengan turun di Osakajokoen Stasiun ya.

Keluar dari stasiun ternyata ada bazar makanan disana dan ternyata lagi ada lomba marching band disana, kami melihat orang-orang pada sibuk merayakan kemenangan bandnya disana-sini jalan. Saya dan teman juga membeli Takoyaki seharga JPY500 di bazar itu, tapi langsung membuat kami menyesal karena rasanya terlalu mblenyek dan tidak seenak yang seharusnya. Lalu kami terus berjalan ke area Osaka Castle dan disana ada pertunjukan lampu-lampu hias yang cukup romantis juga. Kami sempat duduk sebentar di area Castle hingga kami harus melanjutkan perjalanan ke Dotonbori. Kami memutar ke arah Morinomiya Stasiun, tapi ternyata arah keluar dari Osaka Castle ke stasiun tersebut tidaklah mudah. Jauh sekali ternyata untuk ke Morinomiya Stasiun itu sampai-sampai kami menangis bahagia saat melihat sign stasiun ini huhuhu.







Kami naik Osaka Loop Line lagi dan turun di Imamiya Stasiun untuk transit sebentar lalu naik Yamatoji Line untuk ke JR Namba Stasiun yang juga tercover oleh JRPass. Pokoknya malam itu kami memanfaatkan JRLine sebaik-baiknya agar tidak mengeluarkan uang lagi untuk transportasi disana. Tapi, lagi-lagi sampai stasiun kami dibuat pusing karena saat di JR Namba Stasiun saya tidak melihat sign exit. Kami kesasar lagi dan akhirnya sampailah kami di Dotonbori dengan penuh keringat kelelahan, LOL. Karena saya ada janji bertemu seseorang tadi, kamipun melewatkan untuk belanja-belanja cantik dan langsung menuju ke Glico Sign tempat kami akan bertemu. Setelah bertemu seseorang inipun, kami langsung makan malam di Saizeriya dan setelahnya kami berpisah lalu melanjutkan untuk menongkrong di dalam Starbuck Dotonbori.

Karena sudah sangat malam, kami langsung menuju pulang dengan rute yang hampir sama  dengan rute saat kami ke area Dotonbori tadi. Berbedanya hanya kami memutar ke arah kanan dengan transit di Imamiya lagi dan turun di Fukushima Stasiun. Sambil menuju ke Namba Stasiun ini kami melewati gang kecil disana dan melihat bar-bar kecil berjejeran di kanan-kiri kami. Kami juga melihat sign Bali Hotel yang membuat saya berdebar karena sekembalinya dari Jepang saya akan solo backpacker ke Bali untuk pertama kalinya. Sesampainya di Fukushima Stasiun kami lanjut berjalan ke hotel kami disambi mampir ke sevel terdekat untuk membeli air botol literan. Kalau tidak salah kami sampai di hotel sekitar pukul 1 pagi, dan kamipun langsung tidur untuk agar esok harinya bisa berjalan ke arah Kyoto.
Biaya :
Asakusa Line  : JPY 560
Lunch  : free
Bus  : JPY 650
Takoyaki  : JPY 500
Dinner  : Lupa kisaran JPY 1.000 – 2.000 (ber4)
Starbuck  : JPY 1.298 (berdua)
Loop Line  : covered JRPass
Air  : Lupa kisaran JPY 90 – 120
Drop Inn  : 376.778 (berdua)


No comments:

Post a Comment